Kamis, 30 Agustus 2012

TAMU

akulah tamu yang sudah berbilang tahun tak bertemu
rumahmu dipinggir kota berhalaman bunga-bunga tak terawat
kuingin kau memijit lenganku yang sudah lenyai
berpegang pada tali nasib seperti dulu pertama kita bertemu
diatas meja marmer tua retak itu
kau sodorkan secangkir kopi
terasa aroma asing dari suatu dunia lain
sementara kau disudut sepi menyulut rokok
sepertinya tak tuntas pembicaraan kita
hiruplah tandas jangan sampai ada tersisa, pintamu

kau ingin kembali menjalin persahabatan
atau hanya ingin melepaskan beban
dari kisah kesalahan masa lalu yang mengganggu
terasa ada getar di batin kita
kita berdua saja di rumah tua sepi ini
itu dulu katamu kini sudah berubah
lihat diluar cahaya senja mengintip dari celah

masih ada kehormatan mencuat dipermukaan. dan kau
tak juga mau beranjak dari sudut sepi jalan hidupmu
rasanya kuingin melarikan diri
meski kutahu dimata kita ada bara
aku terpaku di kursi dan menunggu
isyarat dari matamu yang enggan menyuruhku pergi
tapi rupanya disana tak ada penanda

sebelum aku pamit
kulihat matamu mengerjap basah, mengambang gerimis
pulanglah dan tak perlu datang lagi,suaramu lirih
kau berdiri dan mengantarku ke gerbang
sementara angin dari seberang lautan menguakkan daun pintu
kesempatan terakhir telah mengangkat aku
kesuatu tempat terhormat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar