Rabu, 25 April 2012
ANJING
seekor anjing kerempeng dan kulitnya kudisan menjijikkan//
tak henti-hentinya melolong seakan meminta tolong//
ekornya terjepit tertimpa pohon tumbang//
karena puting beliung mengamuk semalam//
meninggalkan puing-puing sebuah perkampungan//
perumahan menjadi rata dengan tanah//
cuma seekor anjing yang melolong minta tolong//
suara-suara lainnya hilang tertelan bumi//
hilang oleh keriuhan kota tertelan oleh kesibukan//
bising dunia yang tak kenal berhenti//
hanya sebuah perkampungan dengan seekor anjing//
yang melolong minta tolong ditengah malam//
mencekam dan mengerikan//
hanya seorang bayi disampingnya meronta-ronta sekarat//
kedua orang tuanya tertimbun dibawah reruntuhan gubuknya//
anjing itu sudah bermalam-malam tak makan//
sudah bermalam malam melolong tak henti-henti//
sambil berairmata dilahapnya daging segar disampingnya//
semua dengan tulang-tulangnya hingga kenyang//
dengan kekuatan tersisa ia mengamuk melolong-lolong//
hingga terputus ekornya//
dengan mulut berdarah-darah ia seakan berkata//
dalam bahasa anjing//
aku telah menyelamatkan derita bayi yang sekarat//
dengan melumat-lumat dagingnya//
dengan meremuk-remukkan tulangnya//
agar aku bisa hidup//
tiba-tiba seorang folosof botak berjanggut putih muncul//
dari lubang hitam langit malam bertanya entah kepada siapa//
mana yang jahat anjing atau puting beliung//
dari sela-sela kilat dan petir terdengar menderu suara//
karena alam tak punya mata dan nurani//
alam yang menjadi biang kerok malapetaka//
bukan, bukan begitu//
suara lain sayup-sayup terdengar dari sebuah kota beradab//
manusialah yang besalah dan mengundang bencana//
karena selama ini lalai dan lari dari ajaran agamanya//
sang punya suara sedang menikmati sarapan paginya//
segelas jus wortel, sesendok madu,sebiji apel,semangkuk bubur ayam yang hangat//
tubuhnya kuat, rohaninya sehat,istrinya empat//. sehabis shalat subuh itu//
ia sempatkan diri berolah raga kecil disekitar halaman rumahnya// di sebuah kondomium hadiah penguasa//
orang-orang menyapanya dengan taksim dan hormat//
hanya seekor anjing yang terputus ekornya tiba-tiba menggelepar dihadapannya//
seakan berkata aku haus, aku haus berikan aku sedikit air//
tapi siapa yang mengerti bahasa anjing yang kudisan dan kerempeng//
selain petani miskin yang senang memberinya makan sebelum puting beliung itu datang//
selain buruh kasar yang diinjak-injak dan dipotong upahnya yang senang memelihara dan dijadikan penunggu rumah//
selain perempuan malam yang senang mengangkang dilorong gelap hanya untuk sesuap nasi
memandikannya dengan air hangat dan mengobati lukanya//
sekarang anjing itu tak punya siapa-siapa//
sudah gila dan mati rasa, siap menerkam siapa saja//
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar