Sabtu, 28 April 2012

PENGUMPUL BUAH

seorang perempuan cantik pengumpul buah//disuatu taman dunia//ia baru saja pulang mengantar apel segar yang manis//jeruk yang montok yang asam manis//kacang mente dan durian bangkok//diterima oleh koleganya //di sebuah istana dunia//mereka saling tersenyum simpul//mangngut-manggut dan saling mengerti//enak, enak sekali kalau setiap saat kita terima hadiah seperti ini//tampa harus turun kekebun memetik sendiri//perempuan cantik pengumpul buah tersenyum manis sekali//kalau sempat antarkan juga kemari kopi luwak tapi yang jumlahnya cukup karena banyak teman kita yang berminat//dengan semangat tampa lelah perempuan cantik pengumpul buah itu pulang melewati hutan lindung//sepertinya ia tak takut pada ular berbisa, harimau lapar atau buaya darat yang banyak berkeliaran disampinya.//karena aura wajahnya bak seorang putri raja yang rupawan membuat binatang-binatang jadi jinak patuh terpesona kepadanya//tapi malang tak dapat ditolak//tiba-tiba guntur menggelegar//kilat menyambar-nyambar//puting beliung dan gempa menerjang//jembatang gantung untuk menyeberang ke istana dunia terputus//ia tak bisa menyeberang karena arus jeram kelewat ganas//ia hanya berlindung dibawah pohon durian yang lebat buahnya//durian-durian itu enak dan mewah//tiba-tiba ia terkurung dan gelap sekelilingnya.//sebuah durian besar jatuh menimpa mukanya yang cantik memesona//maka menangislah ia sejadi-jadinya//hingga suaranya yang menyayat hati terdengar seorang pendekar dengan gaya silat yang tampil beda// dengan segala daya upaya dicobanya menarik keluar tubuh yang sedang tiarap itu.// tapi badai belum reda//durian-durian semakin berjatuhan menumpuk bercerai-berai disekujur tubuhnya yang harum//tapi semakin lama durian-durian itu menjadi bonyok dan membusuk//baunya menyebar kemana-mana//bau itu berubah wujud jadi kentuk yang susah ditangkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar