Kamis, 26 Juli 2012

PANTAI BIRINGKASSI 1984

I
ketika laut surut pohon bakau itu seperti mencengkramkan jemari akarnya ke bumi tak ingin lepas
tubuhnya memagari pantai dan menahan gempuran ombak bertahun bahkan berabad  
dari sini kudengar desis air ditarik pelan pelan ke pusat bumi
kudengar gesekan daun daun dan dahan dihembus angin
bunyi lengking elang laut dekat sekali
selebinya hanya kesenyapan ruang dimana aku jalan sendiri
suara apakah itu gerangan memanggil aku dalam hatinya
untuk singgah sebentar saja sekedar bertanya
apa perlumu datang ke tempat sepi seperti ini
mematung disisi pematang seraya menengadahkan wajah kelangit
sedang disana tak ada apa apa selain awan gelap yang menyesakkan nafas
seperti ada sesuatu yang hilang
aku pun berjongkok disisi pematang mencari-cari
kulihat hanya ikan-ikan kecil yang berenang
kepiting yang berkejaran berlomba memasuki lobang perlindungan
seperti dulu dimasa kanak orang tua membuat tempat berlindung
agar terhindar dari bahaya peluru nyasar
aku pun tersentak dari lamunanku
angin barat semakin kencang menghantar gelombang
menghantam tubuh daun dan dahan bakau yang tetap kukuh bertahan
hanya tangan tangan jahil saja yang sering datang menebang
membuatnya menjadi arang
di tengah kesepian hutan bakau
aku masih mencari cari sesuatu yang hilang
di bawah awan gelap dan tamparan angin kencang
aku angkat kaki karena siapa tahu
disekitar tempat ini yang kutemui hanya
seekor ular berbisa yang lapar.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar