menggema seruan
melintasi semesta
melintasi benua
tempat tumpuan
daerah kedamaian
dongeng tentang surga
dayang menari didepan mata
bak seronok dunia maya
tiada malam tiada siang
kalau itu hanya rekaan
ceritera aneh anak-anak
aku paham
cahaya dari mata yang terpejam
negeri asing para pendatang
tiada malam tiada siang
kita menjalin kehidupan
dengan lendir dan ludah kenistaan
akhirnya...
jalan panjang melintasi ruang waktu
ketika tiada malam ketika tiada siang
ketika tiada warna ketika tiada aroma
memberi makna tentang diri
duka duniawi
nikmat duniawi
silih berganti dialami
fatamorgana ini
hanyalah illusi
semata debu hidup
terpapar didepan mata
leleran keringat darah
tertumpah sia-sia
tai dan daki
menyertai jejak kaki
kita pun suka bertikai
demi selisih nilai
ketika tiada malam ketika tiada siang
yang ada bayangan kelabu
ketika tiada warna ketika tiada aroma
diri kembali ke sanubari
barangkali damai jadi abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar